Aksi Demontrasi dan blokade jalan negara tersebut terpaksa dilakukan petani dan mahasiswa menuntut Pemerintah Daerah agar dapat menstabilkan harga pembelian jagung dari Rp.4.000 per kilogram, menjadi Rp.6.000 per kilogramnya.
Karena saat ini jagung hasil pertanian petani hanya dihargai sekitar Rp.4.000 per kilogram. Menurut massa aksi, harga pembelian Rp. 4.000 per kilogram tersebut dinilai tidak sebanding dengan beban biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani.
Sejumalah Mahasiswa & Masyarakat yang tergabung dalam ARTM (Foto:is)
Selain menuntut Pemda Dompu dan Dinas Pertanian agar dapat menstabilkan harga jagung, massa aksi yang didominasi ibu-ibu itu dalam orasinya juga mendesak Pemerintah Daerah agar menyalurkan bantuan bibit dan obat-obatan yang berkualitas bagi petani.
Serta memberikan jaminan kesejahteraan bagi petani, menambah kuata pupuk bersubsidi, mencabut izin perusahaan yang membeli jagung dibawah Rp.6.000 per kilogram. Hingga mereka mendesak Pemerintah agar menertibkan tenggkulak nakal yang membeli jagung petani di lapangan dengan harga rendah.
Ramlin (28) Salah satu Massa Aksi saat dirawat di RSUD Manggelewa (Foto:is)
“Kami minta Bupati Dompu hadir menemui kami untuk memberikan solusi atas turunnya harga jagung,” teriak ibu-ibu yang melakukan aksi unjuk rasa.
Sekitar pukul 10.30 WITA, aparat Kepolisian Polres Dompu yang dipimpin Kapolres Dompu, AKBP Zulkarnain, SIK., melakukan negosiasi dengan massa aksi agar membuka ruas jalan negara yang di blokade. Sebab, akibat dari aksi blokade jalan itu, jalan lintas Manggelewa macet total.
Karena negosiasi tidak mememukan titik temu, aparat Kepolisian berupaya membuka paksa jalan yang diblokade pendemo. Hal tersebut memicu ketegangan antara massa aksi dan polisi, sehingga adu mulut dan bentrokan tak terhindarkan.
Akibat kericuhan tersebut, 7 (Tujuh) orang massa aksi yang tergabung dalam Aliansi Tani Menggugat Kabupaten Dompu, yakni Ramlin (28), Syarif (20), Aan (26), Bonjes (24), Rama (20), Ade (27) Haris (27) mengalami lula-luka hingga 2 Orang Massa dilarikan ke RSUD Pratama Manggelewa untuk mendapatkan perawatan medis.
Usai kericuhan dan 2 (dua) orang massa aksi dilarikan ke RSUD Manggelewa, Sekda Kabupaten Dompu, Gatot Gunawan PP beserta Kadis Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Dompu menemui dan berdialog dengan massa aksi. Katanya, Pemerintah Kabupaten Dompu akan terus memperjuangkan tuntutan masyarakat tersebut. (FarDMP)
Sekitar pukul 10.30 WITA, aparat Kepolisian Polres Dompu yang dipimpin Kapolres Dompu, AKBP Zulkarnain, SIK., melakukan negosiasi dengan massa aksi agar membuka ruas jalan negara yang di blokade. Sebab, akibat dari aksi blokade jalan itu, jalan lintas Manggelewa macet total.
Karena negosiasi tidak mememukan titik temu, aparat Kepolisian berupaya membuka paksa jalan yang diblokade pendemo. Hal tersebut memicu ketegangan antara massa aksi dan polisi, sehingga adu mulut dan bentrokan tak terhindarkan.
Akibat kericuhan tersebut, 7 (Tujuh) orang massa aksi yang tergabung dalam Aliansi Tani Menggugat Kabupaten Dompu, yakni Ramlin (28), Syarif (20), Aan (26), Bonjes (24), Rama (20), Ade (27) Haris (27) mengalami lula-luka hingga 2 Orang Massa dilarikan ke RSUD Pratama Manggelewa untuk mendapatkan perawatan medis.
Usai kericuhan dan 2 (dua) orang massa aksi dilarikan ke RSUD Manggelewa, Sekda Kabupaten Dompu, Gatot Gunawan PP beserta Kadis Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Dompu menemui dan berdialog dengan massa aksi. Katanya, Pemerintah Kabupaten Dompu akan terus memperjuangkan tuntutan masyarakat tersebut. (FarDMP)