Keberagaman ini adalah modal pembangunan dan kekuatan bangsa jika dirawat dan dijaga dengan mengedepankan sikap toleransi.
Namun disisi lain kemajemukan yang ada dapat menjadi pemicu munculnya berbagai konflik manakala masing-masing individu dan kelompok tidak dapat hidup secara berdampingan dengan saling menjaga, menghargai, menghormati satu sama lain.
Toleransi dari segi bahasa berarti tenggang rasa sedangkan secara istilah toleransi merupakan sikap menghargai dan menghormati perbedaan antara sesama manusia.
Perbedaan tidak bisa dihindari karena perbedaan adalah sunatullah dan di manapun kita selalu berhadapan dengan yang namanya perbedaan.
Toleransi bukan hanya dalam urusan agama tetapi sikap toleransi harus tetap ada dan diimplementasikan dalam segala sisi kehidupan kita terutama dimulai dalam lingkungan keluarga. Karena keluarga merupakan unit sosial terkecil dari sistem masyarakat.
Dalam islam keluarga terbentuk dengan tujuan membentuk keluarga Sakinah mawaddah warahmah dan melahirkan keturunan yang berkualitas (iman, ilmu dan amalnya).
Disamping itu juga untuk memberikan kenyamanan dan ketentraman dalam kehidupan manusia.
Karena keluarga sebagai unit terkecil dalam system sosial dan menjadi lingkungan pertama bagi anak untuk berinteraksi maka idealnya orang tua dapat memberi bimbingan, pengajaran, nasehat serta teladan yang baik yang dapat ditiru oleh anak sehingga menjadi bekal bagi mereka dimasa depan.
Sikap toleransi adalah salah satu karakter yang harus ditanamkan pada anak sejak dini dimana anak dibiasakan bagaimana merespon dan bersikap ketika menghadapi sesuatu yang berbeda dengan dirinya.
Sikap toleransi yang dimulai sejak dini dalam keluarga dapat memperkuat sikap tenggang rasa saling menghormati dan menghargai orang lain.
Orang tua terutama suami dan sebagai bapak dari anak-anaknya dapat menerapkan sikap toleransi terhadap istri, membuka ruang diskusi untuk membahas masalah keluarga, meminta, mendengar, dan menghargai pendapat istri walaupun berbeda dengan dirinya, memberikan pujian dan ungkapan terimakasih terhadap hasil kerja istri, sebagai kepala rumah tangga suami menghindari memaksakan kehendak atau ingin menang sendiri.
Begitu juga sebaliknya istri menerapkan sikap toleransi terhadap suami sedangkan sebagai orang tua terhadap anak-anaknya berusaha menerapkan sikap toleransi dengan mendengarkan curhatan/ keluh kesah anak, memotivasi saat menghadapi kesulitan, memberi ruang bagi anak berpendapat, mengkritisi tentang sesuatu sesuai dengan tahap perkembangan dan kemampuan anak.
Pola asuh yang demokratis perlu dikedepankan agar tercipta hubungan yang harmonis, aman, nyaman satu sama lain. Semua pekerjaan dalam keluarga bisa dikerjakan dengan prinsip saling membantu satu sama lain dengan tetap memperhatikan kemampuan, kekurangan dan kelebihan masing-masing anggota keluarga.
Toleransi dibangun dengan prinsip-prinsip 1) saling menghormati dan jujur satu sama lain, 2) memahami diri sendiri, 3) tidak ada paksaan, 4) tidak mementingkan diri sendiri maupun kelompok, 5) berpikir positif dan percaya (Elga sarapang 20020).
Sikap toleransi berfungsi untuk menghindari perpecahan, konflik, dan permusuhan, mempererat hubungan antar manusia, meningkatkan rasa nasionalisme dan meningkatkan ketakwaan terhadap Allah SWT.
Keluarga yang terbina dengan menerapkan prinsip-prinsip toleransi akan melahirkan anak-anak yang siap menerima perbedaan atau toleran, kemudian terbuka, bijaksana dan demokratis dalam menjalin hubungan sosial dengan anggota masyarakat lainnya. Semoga kita dapat menerapkan nilai dan sikap toleransi kapan, dimanapun dan dengan siapapun. Aamiin ....
Penulis: Ati Sukmawati
Dosen PGMI UIN Mataram