Daun KelorGubernur NTBInfo Bisnis

Gubernur NTB : Daun Kelor Sudah Naik Kelas. Kenapa Bisa?

Dompu Siar
, Monday, January 11, 2021 WAT
Last Updated 2021-01-11T19:03:48Z
Gubernur NTB melihat produk olahan daun kelor, (11/1). Foto: Ist


Mataram, Dompu Siar -
Pasca meresmikan Pabrik Pengolahan Daun Kelor milik CV. Tri Utami Jaya, Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah mengaku bangga. Karena kehadiran industri berbasis kearifan lokal tersebut selaras dengan program dan visi misi NTB Gemilang yang ia canangkan bersama Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Siti Rohmi Djalilah. 

Niat dan harapan besar Gubernur yang juga mantan Anggota DPR-RI itu, ingin hadirkan Industrialisasi di NTB dapat dimulai dengan diresmikannya Pabrik Jamu terbesar di NTB tersebut.

Saat acara peresmian Pabrik pria yang akrab disapa Bang Zul sempat memberikan apresiasi khususnya kepada Founder sekaligus pendiri Pabrik Olahan Daun Kelor, Nasrin H. Muhtar, Senin, (11/1/2021).

"Tanaman-tanaman ajaib, di tangan orang yang tepat, bisa menjelma menjadi komoditas yang sangat mahal," terang Bang Zul di hadapan undangan acara peresmian.

Pada kesempatan itu pula, Bang Zul mengatakan bahwa Pemerintah Propinsi NTB telah melakukan berbagai upaya dalam mendorong industrialisasi di NTB, salah satu upaya yakni, pada JPS Gemilang tahap satu, dua dan tiga seluruhnya menggunakan produk lokal.

Dengan kehadiran CV. Tri Utami Jaya, melalui tangan Pria asal Kecamatan Kilo, Dompu, Nasrin H. Muhtar, produk lokal dapat diolah menjadi produk berkualitas dan memiliki branding level nasional bahkan internasional.

Orang nomor 1 (satu) di NTB ini juga menuangkan rasa bangga dan apresiasinya yang mendalam terkait dengan keberadaan bahan baku lokal ternyata bisa bernilai jual tinggi.

Di laman facebook, Bang Zul Zulkieflimansyah, Gubernur mengungkapkan, bahwa Daun Kelor tidak hanya bisa dibuat sayuran biasa. Sekarang, daun kelor sudah jadi simbol kemakmuran.

Baca Juga : Pabrik Milik CV. Tri Utami Jaya Mampu Menampung Hingga 200 Ton Daun Kelor

Dulu, kelor cuma sayuran biasa. Dipandang sebelah mata, harganya pun tak seberapa. Tapi itu dulu. Sekarang, kelor adalah simbol kemakmuran. Kelor adalah komoditas luar biasa. Bisa diolah jadi teh, kopi, sabun, hand body, masker kecantikan, pasta gigi, dan lain-lain.

Sekarang, di NTB, kelor sudah naik kelas. Apa yang membuat kelor naik kelas? Jawabannya adalah berkat hadirnya industri pengolahan kelor.

Industrialisasi bekerja dengan cara seperti itu. Industrialisasi membuat harkat dan martabat komoditas-komoditas lokal kita meningkat. Hasil alam kita, yang dulu terpinggirkan, dianggap remeh, dan bernilai rendah, ternyata bisa disulap jadi produk-produk bernilai tinggi. Dan itu semua berkat adanya industri pengolahan.

Adanya industri kelor ini juga menyerap tak kurang dari 50 tenaga kerja. Selain itu, kita juga mendapatkan bonus lain berupa tumbuhnya pusat-pusat penanaman pohon kelor di berbagai daerah pemasok bahan baku kelor untuk pabrik ini. Tumbuhnya pohon-pohon kelor ini, akan ikut menjaga kelestarian alam kita, terutama lahan-lahan kering di Pulau Sumbawa.

Pak Nasrin, pemilik Pabrik Teh Kelor Tri Utami Jaya telah membuktikan kepada kita. Bahwa, industrialisasi memang menjadi pembuka pintu kesejahteraan bagi masyarakat. Selamat, untuk hadirnya industri kelor terbesar di NTB!


Tulis Bang Zul di laman facebooknya disertai dengan video singkat terkait progress pengolahan daun kelor menjadi produk berkualitas.

Terakhir, mantan Anggota DPR-RI Fraksi PKS itu berharap dengan hadirnya industri teh kelor ini, dapat menghadirkan kesadaran pada petani, sehingga para petani tidak lagi terpaku pada jagung, karena dengan tumbuhan yang lain, Tuhan menghadirkan insentif ekonomi yang tidak kalah besarnya. (DS-SY)

Tonton Video Di Bawah Ini!


SepekanMore